RSS
Photobucket

Selasa, 17 Agustus 2010

Biarlah waktu yang menjawab


Kuajari hati dan ragaku tuk berlatih bersabar menunggu waktu berputar dan berganti, sabar tuk menanti tiba waktu yang telah ditentukan dan diatur olehNYA, tak perlulah bertanya kapan waktu itu akan tiba tapi biarlah ku jalani saja waktu demi waktu selagi nafas ini masih dipinjamkan olehNYA.

Kuajari mulut dan lidahku tuk bisu tak bertanya tentang "benarkah dia berkata itu, benarkah dia menunggu pemberianku, benarkah janji kehadirannya?"
Ah .... biarlah hanya sang pemilik waktu yang menentukan jawaban pertanyaan itu.

Kuajari pula Jantung ini tuk tidak berdesir halus saat mendengar namamu terucap, tapi kulatih jantung ini tuk bergetar saat asmaMU dikumandangkan, saat panggilan2 ibadah padaMU diperdengarkan.
Bukan, bukan karena tiada lagi rasa sayang itu padamu, tapi diriku lagi berlatih tuk belajar cinta kepada pemilik CINTA, belajar bagaimana kecintaanku padaNYA membawaku menemukan cinta dari makhluk ciptaanNYA.

Belajar tuk tidak menyimpan marah dan benci atas semua kecewa yang pernah hadir diperjalanan kebersamaan kita, karena suka dan sedih telah menjadi hal yang hanya pantas tuk disyukuri bagiku.

Sudah cukuplah yang kemarin kemarin itu menjadi pelajaran hidup yang sangat berharga tuk hidup selanjutnya, bahwa saya tak punya hak tuk berkehendak karena kehendak diri bukan kehendakNYA. Tak ingin lagi merasa kecewa karena meletakkan harapan pada makhlukMU, tapi hanya ingin meletakkan semua harapan padaMU.

Biarlah semua tanya mereka tentangmu kujawab dengan "senyum, Insya Allah, lihat saja nanti, belum tau, belum ada kabar dan semua ketidak tahuanku tentang hari esok hidupku" itulah misteri yang jawabannya telah dituliskan olehNYA dan bila tiba waktunya akan menjadi keajaiban hidup yang indah buatku. AMIN.

Kini tentang hatimu, kupasrahkan semua kepada Penjaga hati semua makhluk.

2 komentar:

Meutia Halida Khairani mengatakan...

tulisan tentang puasa yang puitis sekalii... sukaa..

harto mengatakan...

Kenapa perasaan sedih selalu muncul didalam hati ini ketika akan meninggalkan bulan Ramadhan yang penuh dengan keberkahan, Rahmat dan ampunan dari Rabbul ‘alamin, saya khawatir Ramadhan tahun depan tidak bisa lagi saya ikuti. Mudah-mudahan Allah SWT memberikan saya kesempatan dan umur panjang untuk bisa mengikutinya lagi.

SELAMAT IEDUL FITRI 1431 H MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN, TAQOBBALLAHU MINNA WAMINKUM SIYAAMANA WASIYA MAKUM TAQOBBALAHU YAA QARIIM

Posting Komentar